Setiap perempuan jelas ingin terlihat cantik. Hal ini tak lepas dari fakta bahwa keindahan dan kecantikan begitu identik dengan kaum hawa. Tak heran kalau mereka sampai rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar agar terlihat cantik. Berbagai prosedur kecantikan seperti membeli produk berharga mahal sampai operasi plastik dilakukan agar selalu mempesona.
Hal-hal ini dilakukan karena tak lepas dari fakta bahwa paras menjadi penilaian setiap perempuan, entah Anda setuju atau tidak. Kalangan selebritis pun dianggap sebagai penyebab kenapa perempuan ingin cantik. Melihat sosok selebritis dengan tubuh ramping, tinggi semampai, kulit wajah dan kulit yang putih, bibir mungil merah, rambut hitam panjang legam adalah tren kecantikan masa kini.
Namun tahukah Anda kalau jaman dulu ternyata untuk menilai seorang perempuan cantik atau tidak cukup berbeda. Di masa saat produk-produk kecantikan belum semaju sekarang, standar cantik bukanlah harus berkulit putih, bermata bulat besar dan berbibir merah. Karena di masa kuno, kecantikan justru didapat dengan cara ekstrim. Memang seperti apa sih tren kecantikan jaman dulu? Simak ulasannya untuk Anda.
Tren Cantik Zaman Dulu Yang Cukup Ekstrim
Pupil Mata Besar
Saat ini memiliki mata yang bulat dan besar memang dianggap cukup cantik. Tak heran kalau karakter-karakter anime yang dibuat baik oleh seniman Jepang hingga Amerika, selalu memperlihatkan perempuan dengan bentuk mata bulat nan besar. Mata memang menjadi kunci kecantikan seorang perempuan. Namun tahukah Anda kalau jaman dulu tren mata besar juga jadi standar kecantikan?
Setidaknya itulah yang terjadi di jaman Ratu Elizabeth I tengah memimpin Inggris. Pada masa itu, perempuan dianggap cantik jika memiliki pupil mata yang besar. Hanya saja karena belum menemukan teknologi operasi plastik, untuk membesarkan pupil mata menggunakan bahan alami. Dan di era Ratu Elizabeth I itu, banyak perempuan-perempuan Inggris rajin menggunakan ramuan Belladona.
Namun tak banyak yang tahu jika ramuan Belladona punya efek buruk ke tubuh. Efek sampingnya adalah bisa membuat penglihatan kabur dan memicu halusinasi. Kenapa bisa begitu? Karena tanaman yang digunakan sebagai bahan utama ramuan Belladona justru mengandung racun mematikan. Bahkan para pemburu binatang menggunakan tanaman itu di ujung anak panah agar beracun.
Senyum Joker
Tentu Anda tahu dengan sosok joker. Karakter dalam kartu poker ini memang begitu dikenal hampir orang-orang di seluruh dunia. Bahkan joker sudah menjadi ikon budaya pop dan digunakan di banyak karya-karya entertainment. Salah satunya yang cukup terkenal adalah joker sebagai musuh dari superhero batman dalam dunia DC Comic. Namun tahukah Anda kalau joker justru menginspirasi perempuan di masa dulu.
Setidaknya hal-hal itulah yang diyakini betul oleh perempuan suku Ainu di Jepang dan beberapa bagian Rusia sana. Perempuan Ainu dulu, sejak usia tujuh tahun sengaja mentato wajah mereka tepat di bagian bibir agar berbentuk bak senyum joker super lebar itu. Hal ini karena perempuan Ainu percaya kalau wajah yang selalu tersenyum bisa membuat mereka cepat menikah dan menemukan kedamaian abadi saat meninggal.
Kepala Panjang
Bentuk kepala yang sesuai dengan proporsi tubuh adalah standar kecantikan masa kini. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang terjadi pada masa lalu. Seperti yang sudah jadi rahasia umum bahwa jaman dulu memang ada banyak sekali tren-tren kecantikan ekstrim yang bisa membuat siapapun bergidik. Hal itulah yang tampaknya juga diyakini perempuan suku Huns, Italia, Sarmatians, suku Maya dan perempuan Afrika.
Saat itu sebagian perempuan dari etnis yang sudah disebutkan tersebut percaya bahwa bentuk kepala alias tengkorak yang panjang jadi tanda kecantikan. Demi memiliki tengkorak yang panjang, para perempuan itu sampai mengubah bentuk tengkorak. Bagaimana caranya? Dengan mengikat kepala bayi mereka menggunakan pita dan sebuah ‘cetakan’ khusus. Tren ekstrim ini masih ditemukan di Prancis abad ke-20.
Gigi Hitam
Memiliki gigi yang putih bersih dan berukuran normal sangat membuat orang percaya diri. Tak heran beberapa perempuan sampai rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar agar mempunyai deretan gigi yang sempurna. Karena gigi memang tak bisa dipungkiri sebagai kunci akan kecantikan. Anda akan percaya diri saat tersenyum dengan jajaran gigi sempurna.
Kalau di masa kini, beberapa orang membuat gigi makin rapi dan bersih dengan prosedur pemutih gigi atau menggunakan kawat gigi alias behel, di masa dulu tidak. Beberapa perempuan Jepang kuno bahkan menilai kalau gigi yang hitam adalah bukti perempuan tersebut cantik. Tren tak biasa dan cukup aneh didengar ini bernama Ohaguro.
Pada abad ke-19 di Jepang, banyak perempuan melakukan Ohaguro agar menjadi cantik. Namun perkembangan jaman membuat tradisi Ohaguro sudah terlupakan. Meskipun begitu beberapa drama teater Jepang masih menerapkan Ohaguro yang bertujuan untuk melindungi kulit dari besi selain dekorasi penampilan. Untuk membuat gigi menghitam, dipakai pewarna dengan kandungan besi serta Sumac Gallnuts.
Kuku Panjang
Beberapa perempuan memang suka memanjangkan kuku karena dianggapnya bisa memberikan kesan cantik. Bahkan beberapa perempuan, mungkin termasuk Anda, menambahkan warna merah di bagian kuku yang sudah panjang itu. Tahukah Anda kalau ternyata tren kuku panjang sebagai tren kecantikan sudah dipercaya sejak dulu? Setidaknya itulah yang diyakini banyak perempuan China jaman dulu.
Sebagai negara dengan peradaban yang luar biasa panjang dan tua, perempuan China memang sudah cukup paham akan makna sebuah kecantikan. Tak heran kalau perempuan dengan kuku panjang di masa lampau dianggap begitu stylish sekaligus fashionable. Tak cuma sebagai tren kecantikan, kuku panjang juga jadi simbol kekayaan.
Tak cuma itu, perempuan China percaya kalau kuku panjang membuat diri lebih mudah bicara pada Tuhan. Meskipun tak dijelaskan kenapa bisa muncul anggapan demikian, tren ini begitu populer di masa lampau. Alih-alih menggunakan pewarna kuku merah seperti saat ini, perempuan China kuno menghiasi kuku panjang mereka dengan emas khusus demi melindungi bagian istimewa itu. Tertarik mencoba?
Berbulu Lebat
Bulu yang tumbuh di tangan atau kaki bagi beberapa perempuan dianggap begitu memalukan. Bahkan tak jarang mereka melakukan waxing untuk menghilangkan bulu-bulu lebat itu. Tak hanya bulu lebat di sepanjang tubuh, bulu di bagian ketiak yang terlihat juga mampu membuat perempuan kehilangan percaya diri. Namun di masa lalu, bulu lebat baik di tubuh atau ketiak justru jadi tren kecantikan modern.
Saat itu sebelum abad ke-20, perempuan-perempuan di seluruh dunia meyakini jika kecantikan hakiki perempuan bisa diukur dari kelebatan bulu pada tubuh. Terutama di bagian kaki, tangan dan ketiak yang selalu jadi sorotan. Bahkan seorang perempuan bisa disebut cantik dari lahir saat memiliki bulu tebal nan terawat semenjak masih bayi. Hmm, jadi jangan tak percaya diri lagi jika Anda punya bulu tebal di tangan ya!
Lingkar Pinggang 30 cm
Tubuh ramping dengan berat badan ideal memang menjadi anggapan seorang perempuan itu disebut cantik. Untuk itulah banyak hal dilakukan perempuan demi memiliki tubuh yang langsing seperti melakukan diet ketat, rajin berolahraga hingga sedot lemak. Namun tetap, tren kecantikan dengan tubuh langsing masih bisa dibilang cukup bersahabat pada perempuan masa kini.
Karena jika Anda terlahir di kawasan Eropa di masa Victoria, bisa-bisa Anda tak akan memiliki berat badan ideal. Karena di masa itu, tren kecantikan seorang perempuan justru dinilai dari lingkar pinggang yang super kecil. Tak main-main, perempuan barulah dianggap cantik jika memiliki lingkar pinggang mencapai 12 inci atau 30 sentimeter. Untuk memiliki ukuran pinggang sekecil itu, dibutuhkan korset super ketat.
Tak banyak yang menyadari kalau penggunaan korset super ketat ini malah berdampak buruk ke anggota tubuh dan organ dalamnya. Medis menyebutkan kalau korset super ketat yang sampai membuat bentuk tubuh berubah turut menjadikan organ-organ dalam tak berfungsi seperti usus, lambung, hati hingga ginjal. Hmm, selayaknya tren ekstrim ini harus ditinggalkan ya.
Telapak Kaki Kecil
Memiliki kaki yang mungil mungkin membuat beberapa perempuan cukup percaya diri. Karena tubuh yang mungil identik dengan kesan menggemaskan serta menggoda. Dan pada dasarnya memang perempuan punya tubuh yang tidak sebesar kaum pria. Apalagi jika melihat ukuran kaki mereka yang hanya di kisaran 35-39 saja. Tetapi jika melihat masa lalu, standar ukuran kaki perempuan justru berbeda jauh.
Bahkan bagi perempuan China di masa DInasti Xia pada abad ke-10, standar kecantikan justru membuat mereka tersiksa. Bagaimana tidak tersiksa, karena seorang perempuan barulah dianggap cantik, saat mempunyai kaki super kecil.
Saking kecilnya, bunga lotus alias teratai menjadi standar utama. Tak heran kalau perempuan-perempuan China yang hidup di masa Xia melakukan apapun demi kaki kecil.
Caranya pun cukup ekstrim dan begitu berbahaya karena mereka mengikat kain di bagian telapak kaki. Di mana keempat jari kaki diikat ke bawah telapak kaki dengan menggunakan kain panjang. Lembaran kaki panjang itu pun dijahit supaya pertumbuhan keempat jarinya tidak terjadi. Jika dilakukan berbulan-bulan lamanya, keempat jari kaki itu pun gagal tumbuh dan malah melengkung ke dalam.
Biasanya pengikatan kaki itu dilakukan saat anak perempuan berusia lima hingga delapan tahun. Tradisi ini pun cuma dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas, karena perempuan rendahan dari suku Hakka diwajibkan melakukan pekerjaan di ladang sehingga tak masuk dalam hitungan cantik. Cukup menyiksa karena saat jari kaki tertekuk itu, butuh waktu enam bulan agar bisa jalan normal tanpa rasa sakit.
Meskipun begitu kontroversi, perempuan-perempuan kaya di China pada masa Dinasti Xia begitu percaya diri dengan kaki yang kecil. Semakin kecil ukurannya, mereka akan merasa dirinya cantik. Hanya saja jika diterapkan dalam masa saat ini, jelas hal ini akan sangat buruk ditinjau dari dunia kedokteran. Tak heran kalau jaman berkembang, tradisi mengikat kaki jadi remuk ini semakin ditinggalkan dalam budaya China.
Untuk itulah setelah melihat berbagai tren kecantikan jaman dulu yang bisa dibilang ekstrim, Anda sebagai perempuan modern jelas harus banyak bersyukur. Karena di masa saat ini, perempuan sudah memiliki hak tersendiri agar terlihat cantik. Meskipun memang banyak prosedur kecantikan berbahaya, perempuan menarik justru lebih dilihat pada kemampuannya sehari-hari, bukan semata parasnya saja.