Menyapih adalah suatu cara yang dilakukan untuk menghentikan ketergantungan bayi kepada ASI. Menyapih juga disebut sebagai upaya menghentikan bayi dari kegiatan menyusu atau minum air susu dari mamae atau payudara ibu.
Ada banyak cara menyapih anak dari ASI, namun perlu diketahui bahwa menyapih bukan hal yang bisa dilakukan secara instan. Menyapih seringkali membuat situasi menjadi emosional, baik untuk bayi maupun untuk sang ibu. Sehingga ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan. Dan yang paling penting untuk Anda pahami yaitu menyapih harus dilakukan secara bertahap.
Menyapih anak bisa dikatakan gampang-gampang susah. Untuk mencapai keberhasilan menyapih, sang ibu harus bisa memilih cara yang efektif agar anak tetap sehat dan nutrisinya tetap terpenuhi. Cara menyapih juga harus tepat agar anak tidak memiliki trauma psikis karena ‘dipaksa’ dan sang ibu juga terbebas dari sakit dan pembengkakan payudara karena ASI-nya tidak dikeluarkan.
Selama menyusui terlebih saat sang ibu berhasil memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya, kebanggaan sekaligus kebahagiaan pasti dirasakan sang ibu tersendiri. Hal ini dikarenakan dengan ASI eksklusif, ikatan emosi ibu dan anak menjadi lebih erat.
Karena itulah, agar ikatan yang sudah dijalin ini tak hancur karena disapih, perlu langkah yang tepat dalam menentukan cara penyapihan. Cara tepat dan mudah untuk menyapih anak agar berhasil bisa dilakukan dengan beberapa tahapan.
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan-tahapan yang harus dilakukan selama penyapihan yaitu terdiri dari tiga tahap penting. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan sebagai berikut ini sebagai media pembelajaran Anda yang ingin menyapih anak.
Tahapan Terpadu Cara Menyapih Anak Dari ASI
Tahap satu
Tahap satu adalah tahap di mana kita menentukan kapan waktu yang tepat untuk menyapih. Hal ini dikarenakan tak ada keharusan atau kepastian untuk menyapih anak pada usia tertentu. Karena setiap anak punya waktu yang berbeda untuk bisa ‘menerima’ keadaan bahwa ia sudah tidak minum ASI lagi.
Pemberian yang wajib memang hanya 6 bulan pertama. Setelah menginjak umur 7 bulan, anak sebenarnya sudah diperbolehkan mendapat makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MPASI).
Waktu terbaik untuk menyapih anak dari ASI memang antara anak usia 1 sampai 2 tahun. Karena pada usia ini, anak dinilai sudah siap dan kondisi ibu pasca melahirkan juga sudah stabil. Keduanya dinilai siap baik fisik maupun mentalnya sehingga bisa menjalani proses penyapihan secara alami.
Untuk menentukan waktu penyapihan yang tepat, ada beberapa tanda yang bisa dikenali. Tanda-tanda tersebut antara lain:
- Pada saat menyusui, anak tetap rewel.
- Anak mencoba untuk menghisap ASI namun hanya sebentar.
- Anak merasa tidak puas atau menolak untuk mendapatkan ASI.
- Saat menyusu, anak kerap memperhatikan sekitar dan ingin turun dari pangkuan atau bermain dengan pakaian ibu.
- Anak lebih tertarik untuk minum dari botol atau cangkir.
Tahap dua
Tahap dua dari cara menyapih anak dari ASI yaitu memulainya secara perlahan-lahan. Tahap dua ini, dilakukan dengan melalui beberapa cara yang bisa dijalani ibu dan anak. Dengan perlakuan secara perlahan memiliki maksud supaya anak maupun ibu menjadi terbiasa sehingga tidak kaget atau trauma.
Sehingga dengan demikian maka proses penyapihan pun menjadi lebih lancar dan lebih tentunya menghasilkan dampak yang positif sesuai keinginan. Karena tentunya menyapih ini dimaksudkan agar anak lebih mandiri tanpa mengurangi hubungan atau kedekatan khususnya dengan sang ibu.
Untuk tahap dua ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Mengurangi Frekuensi/Durasi Menyusui
Untuk menyapih anak secara perlahan bisa dimulai dengan mengurangi frekuensi menyusui pada anak secara bertahap, terutama di siang hari. Memulai penyapihan dengan cara ini selain bermanfaat untuk membiasakan diri pada anak juga bermanfaat untuk ibu.
Karena dengan mengurangi frekuensi menyusui secara perlahan akan membuat ASI juga berkurang secara bertahap. Pengurangan yang perlahan ini sangat penting, agar risiko payudara bengkak dan nyeri dapat dihindari.
Cara menyapih dengan mengurangi frekuensi misalnya jika biasanya menyusui 4 kali sehari bisa dikurangi menjadi 3 kali sehari. Agar lebih mudah, cara ini juga bisa dimulai dengan memberikan MPASI di siang hari dan tetap memberikan ASI di malam hari.
Selain frekuensi, bisa juga dilakukan dengan mengurangi durasi atau waktu lamanya menyusui. Misalnya jika terbiasa menyusui selama 15 menit, bisa dikurangi menjadi 10 menit dan seterusnya. Cara ini terkadang memang membuat anak tertentu menjadi lebih rewel dan susah tidur.
Mulai membuat MPASI
Cara menyapih secara perlahan berikutnya yaitu dengan mulai membuat MPASI yang menarik untuk mengalihkan perhatian anak dari ASI. Sejak anak bisa menegakkan kepala dan duduk sendiri dengan tegak, pada dasarnya ia akan menyukai makanan dengan tekstur dan rasa yang berbeda dari ASI.
Apalagi jika mulai tumbuh gigi. Karena itulah bisa mulai diberikan MPASI di waktu sarapan, setelah bangun tidur, saat makan siang, dan makan malam. Jika anak merasa kenyang, maka akan mengurangi keinginan minta jatah ASI.
Memberikan ASI dari Botol
Cara berikutnya yaitu dengan memberikan ASI perahan dari dalam botol dan mengurangi pemberian ASI secara langsung. Saat anak menginjak usai 1 tahun, pemberian ASI bisa dilakukan melalui botol.
Bisa juga mulai dikenalkan dengan susu formula dengan memberikan susu formula setiap hari selama satu minggu. Caranya tentu bertahap mulai dari satu botol sehari dan terus bertambah sampai anak terbiasa. Namun untuk pemberian susu formula, perlu diperhatikan pula apakah susu tersebut membuat anak alergi atau tidak.
Mengubah Kebiasaan Anak Sebelum Tidur
Beberapa anak punya kebiasaan minum ASI sebelum tidur. Untuk cara menyapih anak dari ASI dengan kebiasaan ini, yaitu dengan mengajak anak bermain sebelum tidur, membacakan dongeng, atau mendengarkan musik dan bernyanyi. Jika anak masih rewel, bisa diberikan botol susu sebagai pengganti ASI.
Dengan cara ini, anak akan mulai mengenal kebiasaan baru yang menyenangkan. Bisa juga dengan mengajak anak tidur di tempat lain seperti misalnya ruang keluarga atau ruang bersantai. Tempat yang berbeda akan membuat anak merasa enggan untuk meminta ASI.
Membiarkan Anak Belajar Mengenali MPASI dengan Caranya Sendiri
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan yaitu saat anak mulai mengenal MPASI, biasanya mereka makan dengan berantakan. Bahkan anak bisa makan dengan tangan kiri atau makan dengan tangan secara langsung dan tak rapi layaknya orang dewasa. Namun sebagai ibu, diharuskan bersabar dengan kondisi berantakan dan kotor.
Ini adalah proses belajar pada anak agar proses menyapih menjadi lancar. Sehingga anak pun bisa mengenal makanan dengan sendirinya tanpa terpaksa. Yang mana hal ini merupakan hal yang sangat bagus untuk tumbuh kembangnya.
Mengajarkan Anak Menggunakan Cangkir atau Gelas
Langkah berikutnya dalam proses menyapih anak secara perlahan yaitu dengan mengenalkan cangkir atau gelas sejak awal. Hal ini sangat baik untuk mendukung proses menyapih pada anak supaya berjalan lancar dan sukses.
Cara mudahnya dengan memberikan beberapa cangkir dengan gambar dan bentuk lucu untuk menarik perhatiannya. Kebiasaan minum dengan cangkir akan membuat anak menjadi lupa dan tidak terlalu tertarik untuk menyusu.
Sebagai tambahan bisa juga mengatakan, “itu cangkir milikmu” dan “ini cangkir ibu” agar anak mengerti bahwa ia memiliki cangkir khusus untuk minum. Jika anak meminta minum, bisa diberikan dengan cangkir atau gelas agar semakin terbiasa dan menjauhkan anak dari botol yang bisa menyebabkan kerusakan pada giginya.
Tahap tiga
Tahap ketiga merupakan tahap terakhir dari rangkaian menyapih anak supaya tidak rewel. Pada tahap ini, proses menyapih anak memerlukan peran berbagai pihak. Hal ini dikarenakan peran menyapih bukan hanya untuk ibu saja. Namun ayah dan anggota keluarga lain juga harus ikut membantu.
Karena perlu diketahui bahwa menyapih merupakan hal yang berkesinambungan sehingga tak bisa dikerjakan satu dua orang tanpa dukungan penuh dari lingkungan sekitar. Jika ibu dan anggota keluarga lain tak kompak dalam mengasuh anak, maka bisa dipastikan proses ini akan gagal atau bahkan membuat anak rewel.
Untuk proses menyapih yang ketiga terdiri dari beberapa cara, misalnya:
Membiarkan Anak Bermain dengan Ayah Atau Anggota Keluarga Lain
Untuk melancarkan proses penyapihan, beri kesempatan anak untuk lebih lama bermain dengan ayahnya. Dengan demikian ia akan terbiasa tidur dengan ayah dan mulai lupa akan ASI.
Selain itu, untuk lebih memperlancar proses penyapihan maka nenek, kakek, atau pengasuh yang dekat dengan anak juga dibiasakan menawarkan MPASI, susu botol, atau minuman dalam cangkir pada anak. Sehingga anak terbiasa dikasih pemahaman bahwa semua orang menawarkan makanan yang sama baginya.
Jangan Biarkan Anak Bangun Lebih Pagi Dari Ibunya
Ibu harus bisa mengubah kebiasaan bersantai di tempat tidur pada pagi hari. Ia harus bangun lebih pagi dan lebih dulu dari anak lalu segera mandi. Saat melihat ibu berpakaian rapi atau sedang membuat sarapan, saat anak bangun ia akan melihat dan mulai mengerti jika ibunya siap untuk beraktivitas.
Anak biasanya justru akan mengajak bermain dan meminta sarapan, sehingga lupa dengan ASI. Cara ini bisa membantu mengalihkan perhatian anak dari air susu ibu yang biasanya ia dapatkan saat bangun tidur. Dengan menerapkan hal ini secara berulang, maka keberhasilan menyapih akan menjadi jauh lebih besar.
Lebih Rajin Menunjukan Kasih Sayang dan Memberi Pengertian Kepada Anak
Anak yang sudah berusia lebih dari 18 bulan biasanya sudah bisa berbicara. Jadi meskipun belum jelas lafalnya, ia sudah bisa mengerti jika diberi nasihat. Ibu bisa mengajaknya berbicara saat bangun dan menjelang tidur. Katakan padanya bahwa usianya sudah besar dan itu adalah waktunya untuk tidak minum ASI lagi.
Tentu hal ini didampingi dengan sikap ibu yang tetap perhatian dan memberikan kasih sayang secara utuh. Ibu bisa mendekap, mengusap, atau mencium anak untuk menunjukkan padanya bahwa ibu tetap sayang meski anak tak lagi minum ASI. Pastikan minuman selalu siap di sampingnya saat menjelang tidur sehingga anak tahu bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan ASI.
Demikianlah cara menyapih anak dari ASI. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah fokus pada kenyamanan ibu dan anak. Yang perlu diperhatikan juga jangan membandingkan diri atau anak dengan orang lain. Hal ini karena setiap individu, baik ibu maupun anak adalah unik dan berbeda.