Jangan Remehkan, Gejala-Gejala Ini Buktikan Anda Sedang Depresi

0
3406

Depresi merupakan gangguan psikologi yang kerap terjadi pada setiap orang dan sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Biasanya ditandai dengan keadaan mental yang buruk atau lemah, misalnya perubahan mood mendadak, perasaan sedih yang berlarut-larut, dan hilangnya minat terhadap sesuatu, sehingga tidak termotivasi melakukan sesuatu..

Apabila keadaan ini  tidak segera diatasi maka akan berlanjut ke tahap yang lebih parah, yang disebut dengan kelainan jiwa. Munculnya depresi sendiri kerap didukung karena tekanan berat pada kehidupan dan stress yang tidak segera ditanggulangi.

Depresi bisa terjadi pada 80% masyarakat dan dialami oleh siapa saja, serta kapan saja tanpa memandang posisi, kedudukan, jabatan, usia bahkan jenis kelamin. Akan tetapi beberapa penelitian mengatakan, bahwa depresi lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki, dengan menunjukan gejala-gejala yang sering tidak disadari.

Gejala-Gejala Depresi

Sulit Fokus

Ciri dari tanda depresi adalah sikap yang tidak fokus. Ada beberapa tingkat yang bisa mengidentifikasi depresi parah dan ringan berdasarkan ciri ini. Apabila dialami oleh orang dengan depresi berat maka orang itu cenderung tidak mungkin menyelesaikan pekerjaannya.

Hal ini karena adanya perasaan buruk, tekanan dan masalah yang selalu memenuhi otaknya, sehingga menyelesaikan satu pekerjaan saja menjadi sangat sulit. Selain itu, karena banyaknya tekanan sampai menimbulkan perasaan depresi menyebabkan sel syaraf pada otak menegang dan mengurangi tingkat konsentrasi.

Perasaan Sedih yang Berkelanjutan

Ciri lain dari depresi, yaitu ditandai dengan perasaan sedih yang tidak ada habisnya. Hal ini didukung karena masalah-masalah yang kerap menumpuk dan menjadi semakin sulit dihadapi. Orang-orang yang sedang dilanda kesedihan ini, biasanya lebih memilih mengurung diri di dalam kamar dan mengisolasi diri dari dunia luar.

Sering Murung

Ciri selanjutnya ditunjukkan oleh orang yang sering murung dan terlihat selalu merenung. Orang-orang seperti ini lebih sering menyembunyikan apa yang dirasakan ketimbang menyampaikannya, sehingga menyebabkan kondisi hati yang berubah-ubah dan mood yang tidak terkendali.

Hal ini didukung dengan masalah-masalah yang sulit diselesaikan sendiri dan hanya bisa dipikirkan saja, tanpa mencari solusi dengan berbagi pikiran bersama orang-orang sekitar.

Karena sering merasa murung inilah, lantas pikiran penderita akan lebih parah dengan terus beranggapan bahwa dirinya tidak berguna atau selalu berprasangka buruk terhadap sesuatu, sehingga berkecenderungan dalam menyakiti diri sendiri.

Sering Sakit di Kepala dan Dada

Tanda fisik yang ditunjukkan oleh orang depresi adalah otot-otot otak yang menegang dan syaraf di otak yang terasa seperti sedang tarik menarik,  sehingga menimbulkan rasa sakit di kepala secara berlebih.

Depresi yang parah biasanya juga akan menimbulkan sesak atau sakit di dada, hal ini dikarenakan depresi yang dialami menyebabkan penderita susah tidur dan memberatkan kerja jantung, sehingga rasa nyeri muncul di rongga dada kiri ataupun kanan.

Perubahan Nafsu Makan

Kondisi fisik lain yang terlihat pada orang depresi ditandai dengan nafsu makannya yang berubah dari biasanya. Karena nafsu makan ini maka berat badan orang itu juga akan naik atau turun sesuai dengan nafsu makannya.

Biasanya, pada seseorang yang mengalami kelebihan berat-badan, maka nafsu makannyasemakin meningkat dan pada orang yang kekurangan berat badannya, maka nafsu makannya semakin berkurang.

Hal ini terjadi karena perubahan hormon di dalam tubuh, misalnya hormon adrenalin yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, yang mana akan merespon sinyal dari otak sehingga memicu stress, atau hormon neropinphrine yang diproduksi pula oleh kelenjar adrenal, memiliki fungsi untuk meningkatkan fokus atau konsentrasi saat tertekan.

Akan tetapi, jika peningkatan hormon ini berlebihan justru akan menambah tingkat waspada dan menimbulkan was-was berlebih. Hormon ketiga masih diproduksi oleh kelenjar adrenal, yaitu hormon kortisol yang berperan sangat penting saat mengalami depresi.

Mudah Marah, Panik dan Cemas

Mereka yang sedang depresi sering mengalami gangguan mood, sehingga sering marah dan sensitif terhadap hal-hal kecil. Hal ini dipicu karena beban pikiran yang ditanggung sehingga banyak menguras energi dan emosi penderita.Selain itu, penderita depresi cenderung memiliki perasaan takut berlebih, atau disebut Ananxiety Disorder.

Mereka akan lebih sering terserang panik secara terus menerus, bahkan untuk hal yang kecil. Sehingga menyebabkan pemikiran yang obesif. Hal lain ditandai dengan cemas yang tidak kunjung hilang, sulit tidur dan keringat yang mengucur deras.

Porsi Tidur yang Banyak atau Sedikit

Ada dua kondisi berbeda untuk orang yang sedang mengalami depresi, salah satunya kesulitan tidur atau mengalami insomnia. Namun kondisi yang lain justru membuat penderita depresi terlalu banyak tidur, keadaan ini dipicu karena anggapan bahwa lebih baik tidur daripada merasa sedih sepanjang waktu.

Siklus Menstruasi Berubah

Hal ini khusus terjadi pada wanita, yaitu ditandai dengan perubahan siklus menstruasi. Penderita depresi biasanya mengalami siklus menstruasi yang lebih lama atau justru lebih cepat, hal ini disebabkan oleh pikiran dan beban berat yang ditanggung, serta pola makan tidak teratur.

Merasa Hambar atau Monoton

Mereka yang merasa depresi cenderung susah merasakan kebahagiaan saat berkumpul dan lebih suka menyendiri. Dan kebahagiaan-kebahagiaan tertentu yang biasa dirasakan jadi terasa hambar bagi penderita. Kondisi terburuknya akan membuat penderita menjadi apatis dan mengisolasi diri.

Hilangnya Kesadaran

Penderita depresi sedikit demi sedikit akan kehilangan kontrol serta kendali atas dirinya. Persis seperti penderita gangguan bipolar, yang tidak menyadari apa yang sedang terjadi dan yang dilakukan seakan berada di luar kontrol. Lebih parahnya, penderita juga cenderung lebih agresif berpikiran soal kematian, sehingga berpeluang menyakiti diri sendiri.

Setelah mengetahui gejala-gejala tersebut, hendaknya depresi penderita segera ditangani, seperti penggunaan antidepresan yang berdasarkan saran dokter. Obat antidepresan sendiri merupakan obat yang digunakan untuk meningkatkan mood, minat dan suasana hati agar tidak murung atau bersedih.

Untuk bisa menggunakan obat ini, tentu penderita harus diberikan berdasarkan resep dokter atau ahli kesehatan. Meskipun begitu, penggunaan obat ini, belum tentu tidak memiliki risiko dan efek samping. Akan ada efek samping yang harus diderita selama mengkonsumsi anti depresan.

Anti Depresan dan Risiko Penggunaan

Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRIs)

Serotonin adalah neurotransmiter yang merangsang perasaan sehat dan bahagia pada otak. Pada penderita depresi, produksi serotonin cenderung menurun dan sedikit, sehingga memicu perasaan murung dan sedih yang berkelanjutan.

SSRI digunakan untuk memblokir serotonin agar tidak diserap kembali oleh sel saraf, sehingga saraf bisa mendaur ulang neurotransmiter dan menyebabkan peningkatan konsentrasi serotonin. Sehingga menumbuhkan kembali mood dan perasaan sehat serta bahagia. Dengan demikian, minat untuk beraktivitas kembali terbangun.

Efek samping yang diderita akibat penggunaan obat ini diantaranya mual, muntah, sakit perut, diare, dispepsia, gugup, kejang, halusinasi, gangguan penglihatan, gangguan perdarahan, hipotermia, gangguan fungsi seksual, mengantuk, mulut kering, gatal atau biduran dan gangguan kandung kemih.

SSRI adalah jenis antidepresan yang paling sering digunakan, misalnya Escitalopram, Peroxetine, Sertraline, dan Citalopram. Serta perlu diperhatikan, bahwa penggunaan obat ini tidak bisa dikonsumsi oleh penderita yang memasuki fase manik.

Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)

SNRI bekerja dengan menghambat penyerapan serotonin dan neropinephrine oleh sel saraf. Neropinephrine bekerja untuk memicu respon rasa minat dan ketertarikan terhadap rangsang luar sehingga bisa lebih termotivasi dalam mengerjakan sesuatu.Sehingga, penggunaan SNRi lebih efektif dari SSRI yang hanya merangsang serotonin saja.

Efek samping dari penggunaan jenis obat ini bisa berakibat pada mual, muntah, pening, insomnia atau susah tidur, keringat berlebih, mimpi buruk, sembelit, gemetar, kerap merasa was-was atau cemas, dan mengalami gangguan seksual. Obat antidepresan yang termasuk pada golongan ini adalah Venlafaxine, Desvenlafaxine, Duloxetine dan Reboxitine.

Trisiklik

Obat ini diberikan pada penderita depresi sebagai pengobatan lanjutan dari pemakaian SSRi yang tidak mengalami perubahan gejala depresi. Trisiklik bekerja secara langsung menghambat terserapnya neurotransmiter oleh sel saraf seperti serotonin, epinefrin dan neropinephrine.

Efek samping yang kerap dialami penderita setelah diresepkan obat ini adalah aritmia, mulut kering, pandangan kabur, dan konstipasi, serta denyut jantung cepat dan tidak teratur. Sementara obar antidepresan yang tergolong jenis ini adalah Amitriptyline, Clomipramin, Dosulepin, Doxepin, Imipramine, dan Nortriptyline.

Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)

Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOIs) menghambat penghancuran serotonin, epinefrin dan dopamin oleh enzim Monoamine Oxidase. Ketiga neurotransmitter yang dihancurkan oleh enzim ini berfungsi untuk meningkatkan rasa bahagia dan minat sehingga bisa lebih termotivasi saat beraktivitas.

Jenis obat yang masuk dalam golongannya adalah Tranylcypromine, Phenelzine, dan Isocarboxazid. Penggunaan obat MAOI ini adalah tahap lanjutan jika pemberian obat antidepresan lain tidak mengurangi gejala depresi.

Perlu diperhatikan bahwa jenis obat ini dapat berinteraksi terhadap makanan tertentu seperti keju, anggur atau acar. Oleh karena itu penderita harus memperhatikan baik-baik pola makanannya.

Sementara efek samping yang ditimbulkan cukup serius, seperti pening, perubahan tekanan darah, insomnia, pembengkakan pada kaki dan tangan karena timbunan cairan dalam tubuh, penglihatan kabur da kenaikan berat badan.

Noradrenaline and Specific Serotonergic Antidepressants (NASSAs)

NASSA bekerja secara langsung meningkatkan serotonin dan noradrelin untuk menambah perasaan bahagia dan minat terhadap sesuatu sehingga lebih termotivasi dalam beraktivitas.

Salah satu jenis dari anti depresan ini adalah Mistazapine. Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaannya adalah sembelit, mengantuk, peningkatan berat badan, nafsu makan meningkat, pusing dan mulut kering.

Memang, penggunaan antidepresan ini sering dijadikan alternatif pengobatan yang disarankan oleh ahli profesional kesehatan, terutama untuk mengatasi depresi. Namun penggunaannya pun tidak akan berdampak secara langsung apalagi dalam waktu satu malam saja, setidaknya butuh 3-4 minggu sampai mengalami perubahan dan perbaikan mood serta perasaan bahagia, atau bahkan bisa lebih lama lagi.

Penggunaan antidepresan memang disarankan, tetapi efeknya akan jauh lebih mendukung jika dibarengi dengan pola hidup sehat, seperti olah raga dan makan teratur. Sudah tidak baru lagi jika olah raga sering dijadikan cara untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan rasa percaya diri.

Selain dari itu, pendamping penyembuhan depresi juga harus dibarengi dengan psikoterapi. Psikoterapi yang akan dianjurkan oleh ahli kesehatan merujuk pada terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal sebagai pendamping penggunaan antidepresan, khusus untuk penderita depresi pada tingkat sedang sampai berat.

Dan peringatan bagi seluruh kalangan masyarakat, bahwa penderita depresi bukan merupakan cacat karakter atau gila, juga bukan sebuah kelemahan, akan tetapi bukan berarti bisa dipulihkan dengan mudah sampai bisa hilang seketika.

Depresi merupakan penyakit yang perlu pengobatan telaten, sabar dan berkelanjutan oleh ahli kesehatan sekaligus perlu dukungan nyata dari keluarga, kerabat, teman dan orang-orang terdekat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here