Anak merupakan curahan cinta dan kasih sayang sekaligus akan menjadi sumber kebahagiaan dan kebanggaan bagi kedua orang tuanya. Memiliki anak-anak yang tumbuh dengan sehat, cerdas, aktif dan berkembang secara normal pastinya menjadi keinginan semua orang tua.
Tetapi tanpa kita bisa memilih dan hindari terkadang kenyataan bicara lain, ternyata anak kita berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Sedih? Pasti. Tetapi rasa sedih tidak akan merubah apapun.
Anak bagaimanapun keadaannya adalah anugerah dari Tuhan untuk orang tuanya. Sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai orang tua untuk melakukan hal yang terbaik bagi anak-anak kita.
Termasuk kepada anak-anak yang diberi perbedaan atau dalam bahasa keilmuannya adalah anak berkebutuhan khusus. Dengan mendapatkan anak dengan kebutuhan khusus itu artinya orang tua harus lebih terbuka untuk belajar bagaimana untuk menghadapi anak-anak dengan kebutuhan khusus agar mereka tetap bisa berkembang sebagai manusia seutuhnya.
Tidak mudah memang dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa dari orang tua. Tetapi tentunya rasa cinta yang dimiliki untuk anak akan mengalahkan rasa lelah. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan selama kita paham dan mau berusaha termasuk dalam mengurus anak-anak dengan kebutuhan khusus. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini.
Definisi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (ABK) dulu sering disebut dengan anak cacat. Hanya saja istilah anak cacat terdengar kurang manusia apalagi jika disematkan kepada anak-anak. Untuk itulah pada akhirnya anak cacat diganti dengan istilah anak dengan kebutuhan khusus atau anak berkebutuhan khusus.
Dengan menggunakan istilah ABK maka selain terasa lebih manusiawi juga akan membuat orang-orang yang berada di sekitar ABK akan lebih peduli karena memang anak-anak seperti ini harus diperlakukan secara spesial/ khusus.
Jenis Gangguan Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Mungkin belum banyak orang awam yang tahu dan memahami apa saja yang termasuk gangguan pada anak yang bisa disebut sebagai kebutuhan khusus. Beberapa diantaranya memang nampak nyata sebagai “cacat” tetapi banyak gangguan yang terlihat seperti sesuatu yang “normal”.
Gangguan tersebut bisa berupa gangguan fisik yang otomatis memang terlihat dan mudah dikenali sebagai cacat fisik. Termasuk dalam kelompok ini adalah tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, tunanetra dan tunalaras.
Selain gangguan secara fisik anak-anak berkebutuhan khusus juga bisa mengalami jenis gangguan antara lain gangguan pada perilaku bahkan gangguan dalam belajar. Tentunya anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tersebut di atas akan mengalami kesulitan jika harus mengikuti pendidikan di dalam sekolah yang biasa dimana anak-anak “normal” bersekolah.
Untuk itu pemerintah telah mengatur tentang hal tersebut agar si anak dengan kebutuhan khusus bisa bersekolah sesuai dengan kondisinya.Beberapa gangguan pada anak dengan kebutuhan khusus yang cukup sering kita temui di dalam masyarakat antara lain adalah :
Autisme
Orang yang selalu asik dengan gadgetnya sehingga seolah-olah memiliki dunianya sendiri sering disebut dengan “autis”. Sebenarnya hal ini sangat disayangkan karena itu merupakan bentuk pelecehan terhadap penyandang autisme.
Anak-anak dengan autisme seharusnya kita perhatikan bukan dijadikan sebagai bahan olokan. Karena dalam kondisi tertentu anak dengan autisme akan menjadi lepas kendali seperti berteriak-teriak sangat keras sambil membenturkan kepalanya. Atau sering juga anak menjadi sangat hiperaktif.
Autisme terjadi karena adanya gangguan pada otak dalam perkembangannya sehingga akan mempengaruhi kemampuan untuk melakukan komunikasi dan interaksi dengan orang lain pada penderita.
Itulah mengapa mayoritas anak autis seperti memiliki dunianya sendiri. Gejala autisme pada anak bisa muncul sejak usia 2 tahun dengan ciri antara lain tidak ada respon saat ada yang memanggil namanya, susah untuk mengungkapkan keinginan lewat kata-kata atau juga malah sering mengulang kata-kata yang sama.
Tindakan Untuk Menghadapi Anak Autis
Jika Anda memiliki anak dengan autisme maka hal yang sebaiknya dilakukan adalah:
– Mengenalkan kepada anak dengan autisme tentang perasaan dan emosi manusia seperti marah, senang, sedih, bahagia dan lainnya.
– Ajak anak autis untuk bermain peran yaitu dengan mengajak anak seolah menghadapi situasi tertentu dengan memerankannya dan tanyakan kepada mereka apa yang sebaiknya dilakukan.
– Perbanyak pengetahuan tentang autisme pada anak agar orang tua bisa semakin mengerti dan memahami perkembangan autis pada anak untuk kemudian bisa melakukan tindakan atau terapi yang sesuai.
– Jangan bosan untuk mengajari anak cara untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
– Sering melakukan konsultasi kepada dokter atau psikolog tentang cara mengatasi gangguan autisme dengan benar agar kemampuan anak bisa terus meningkat dengan adanya sebuah rencana terapi yang dibuat oleh para expert tersebut.
– Jangan pernah memaksa anak autis untuk melakukan sesuatu tetapi “bicaralah” dengan cara yang dipahami oleh mereka bisa dengan gerakan atau menunjukan sesuatu yang kita maksud.
– Hindarkan anak-anak penyandang autis dari tindakan dan kata-kata yang kasar karena nanti akan ditirukannya.
– Berilah ruang bagi anak autis untuk bisa menjalani “dunianya” agar dia tidak merasa diganggu dan akan memicu agresivitasnya.
– Ajak anak untuk membiasakan diri memiliki rutinitas kegiatan dengan membuatkan jadwal bagi mereka, ini akan membantu anak belajar bersosialisasi.
– Bergabung dengan komunitas orang tua yang memiliki anak autis agar bisa menambah pengetahuan dan berbagi pengalaman.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Selain kasus autisme, gangguan yang sering dialami oleh anak berkebutuhan khusus adalah ADHD. Hampir mirip dengan autisme, gejala ADHD bisa muncul sejak kecil. Ditandai dengan perilaku yang hiperaktif, impulsif dan adanya gangguan dalam konsentrasi.
Anak dengan ADHD akan sulit untuk memperhatikan segala hal yang ada di sekitarnya dan bisa melakukan sesuatu tanpa memikirkan resiko yang mungkin harus dia tanggung karena perilaku impulsif yang dimiliki oleh anak dengan ADHD.
Menghadapi Anak Dengan ADHD
– Jelaskan pada anak tentang gangguan ADHD yang dia alami agar mereka bisa belajar untuk mengendalikan dan mengontrol perilakunya sejak dini.
– Jangan memaksa anak menjadi lebih baik karena penderita ADHD memang cenderung tidak konsisten terhadap sesuatu dan sulit untuk fokus sehingga mungkin akan menunjukkan perilaku dan prestasi sekolah yang tidak stabil dimana hari ini baik bisa saja besuk akan menurun.
– Tetap ajarkan anak tentang tanggung jawab misalnya untuk selalu mengerjakan tugas sekolahnya.
– Ajari anak untuk bisa mengikuti aturan yang ada dan ajari anak untuk bisa konsekuen dalam mematuhi aturan misalnya dengan memberikan sebuah tugas dan berikan hadiah ketika anak mampu melakukannya dengan baik.
– Temukan apa yang menjadi kelebihan dari si anak dengan menggali minat dan bakat mereka kemudian bantu mereka untuk mengembangkannya agar mereka tidak merasa menjadi orang yang tidak berdaya.
– Biarkan anak tumbuh dengan kemandirian-nya jangan terlalu dilindungi atau over protektif terhadap anak dengan ADHD.
Anak Berbakat (Gifted)
Kebutuhan khusus bukan hanya tentang sesuatu kekurangan yang ada pada anak tetapi juga bisa berupa kelebihan. Salah satunya adalah anak berbakat atau gifted. Anak dalam golongan ini biasanya memiliki tingkat intelegensia atau IQ lebih tinggi dari orang kebanyakan yaitu lebih dari 130. Anak-anak ini cenderung memiliki kreativitas yang sangat tinggi dan motivasi yang tinggi untuk melakukan sesuatu hal.
Beberapa masalah bisa terjadi karena anak gifted antara lain yaitu sifatnya yang cenderung tidak sabaran, tidak mau kompromi dan bisa melanggar aturan yang dianggapnya tidak logis. Sehingga hal ini bisa menimbulkan masalah saat si anak ini berada di sekolah.
Menghadapi Anak Gifted
Memang harus sedikit berhati-hati dalam menghadapi anak dengan kemampuan luar biasa ini karena biasanya mereka sangat kritis akan sesuatu hal. Yang sebaiknya dilakukan dalam mengatasi masalah anak gifted ini antara lain:
– Jangan mengkritik mereka tetapi arahkan apa yang diutarakan atau diinginkan oleh si anak.
– Berikan mereka kebebasan untuk mengungkapkan ide dan gagasannya kemudian bantu mereka untuk memilih ide mana yang lebih baik.
– Lakukan strategi “masa depan” yaitu dengan mengajak anak berimajinasi dan berpikir tentang hal-hal baik yang akan terjadi pada masa depannya nanti serta bagaimana caranya menghadapi masalah yang mungkin timbul di masa depan.
Pendidikan Bagi Anak Dengan Kebutuhan Khusus
Pemerintah telah mengaturnya dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pada pasal 15 nomer 20 tahun 2003 tentang jenis pendidikan anak kebutuhan khusus.
Di dalam UU tersebut dinyatakan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus harus mendapatkan pendidikan khusus juga yang berbeda dengan anak-anak kebanyakan atau anak normal. Pendidikan khusus ini mencakup pembelajaran yang dalam hal emosional, mental, sosial, kelainan secara fisik dan juga untuk menggali bakat khusus yang mungkin dimiliki oleh ABK.
Salah satu bentuk lembaga pendidikan bagi anak kebutuhan khusus yang telah kita ketahui adalah Sekolah Luar Biasa atau SLB. Dimana masing-masing sekolah atau SLB ini akan memberikan pendidikan bagi ABK dengan kasus-kasus yang telah dibagi sesuai dengan kelompoknya.
SLB A adalah untuk penyandang tunanetra, SLB B untuk penyandang tunarungu, SLB C untuk penyandang tunagrahita, SLB D untuk penyandang tunadaksa, SLB E untuk penyandang tunalaras dan SLB G untuk mereka yang menyandang tunaganda.
Sayangnya sebaran dan jumlah untuk SLB ini belum merata dan belum banyak sehingga seringkali anak dengan kebutuhan khusus harus bersekolah di sekolah umum yang akan membuka peluang terjadinya bullying pada mereka karena dianggap “cacat” oleh teman-teman sekolahnya.
Hal ini tentu sangat disayangkan sekali karena akan membuat ABK menjadi minder dan pada akhirnya tidak mau untuk bersekolah.Disinilah peran orang tua dan kelurga yang lain untuk “menyelamatkan” anak-anak dengan kebutuhan khusus ini.
Biarpun berbeda mereka tetap membutuhkan pendidikan dan tetap harus sekolah agar suatu hari nanti bisa berperan serta dalam kehidupan sebagaimana orang pada umumnya. Nah, inilah yang sering menjadi dilema bagi para orang tua yang kebetulan memiliki anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Bijak Dalam Menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus
Sebaiknya sebagai orang tua sejak awal sudah berdamai dengan diri sendiri bahwa nantinya mungkin akan ada banyak kesulitan dan masalah yang akan dihadapi karena anugerah memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Ini akan membuat orang tua akan menjadi lebih sabar dan percaya diri dalam mendidik ABK.
Hal tersebut akan membantu anak-anak berkebutuhan khusus ini tumbuh dan berkembang dengan lebih baik secara psikologis. Dan nantinya bisa berguna bagi kehidupan sebagaimana orang normal.