Pemberian ASI sudah sejak dulu dikatakan sebagai metode paling baik jika diberikan kepada bayi yang baru lahir, terlebih jika dengan menyusui, wanita dapat mengurangi risiko kanker payudara, penyakit jantung, kanker ovarium, diabetes dan sebagainya.
Tetapi, bukan berarti pemberian susu formula mengatakan bahwa si Ibu tidak ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Ibu hanya memiliki alasan yang mendesak kenapa memilih susu formula untuk diberikan kepada bayinya.
Alasan Memberi Susu Formula
Lebih Nyaman dan Fleksibel
Karena si Ibu tidak harus selalu memompa ASI-nya dan susu formula bisa diberikan oleh siapa saja, tidak harus oleh ibunya. Biasanya hal ini dilakukan karena si Ibu merupakan wanita karier yang terpaksa meninggalkan bayinya pada pengasuh atau orang lain.
Penjadwalan Susu Lebih Mudah
Dengan memberikan susu formula, bayi tidak perlu sering menyusu, terutama dalam beberapa bulan pertama. Karena susu formula cenderung lebih lama dicerna daripada ASI oleh si Bayi.
Ibu Tidak Perlu Khawatir dengan Makanannya
Ibu yang menyusui harus selalu menghindari makanan tertentu yang tidak bisa diterima oleh bayinya. Karena itu, ibu harus selalu waspada dengan apa yang dia makan dan tidak boleh melewatkan makan sekalipun. Tetapi hal ini sulit dilakukan untuk wanita yang sibuk.
Jika si Ibu sudah pasti memilih susu formula untuk bayi, maka pemberiannya tidak bisa sesuka hati dan tidak seperti memberikan ASI. Ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan, karena memberikan susu formula ke bayi juga memiliki aturannya.
Aturan Memberikan Susu Formula
Jumlah dan Frekuensi Pemberian
Jumlah dan Frekuensi saat memberikan susu formula ke bayi adalah hal pertama yang harus diperhatikan para ibu sibuk dan pengasuh bayinya. Disebabkan oleh susu formula yang sulit dicerna oleh bayi, maka pemberiannya cukup beberapa kali saja dan tidak boleh sesering memberikan ASI.
Selain itu, pemberian susu formula kepada bayi juga harus dilakukan secara bertahap. Bagaimanapun, bayi yang baru lahir masih memiliki ukuran lambung yang sangat kecil, biasanya bayi cukup menghabiskan 60-90 ml susu setiap 3-4 jam sekali selama beberapa minggu pertama.
Jika kebetulan bayi sedang tidur dan melewatkan jadwal minum susunya, maka bangunkan dia dan tawarkan susunya. Baru setelah berusia 1 bulan, kemungkinan si Bayi mulai bisa menghabiskan susu sebanyak 120 ml dan berikan setiap 4 jam sekali.
Sementara setelah usia 6 bulan, bayi akan mengonsumsi 180-240 ml susu dan berikan setiap 4-5 jam sekali karena ukuran lambungnya yang sudah cukup besar. Akan tetapi, pemberian ini tidak selalu sama untuk semua bayi.
Hanya biasanya, pada bulan pertama pemberian susu formula yang bisa dikonsumsi si Bayi sekitar 90-120 ml dan akan meningkat 30 ml setiap usianya bertambah 1 bulan, hingga mencapai 210-240 ml.
Tetapi, sebenarnya bayi memiliki kemampuan dalam mengatur sendiri asupan susunya. Biasanya dia akan memberitahu ibunya jika susu yang dikonsumsi sudah memenuhi kebutuhan. Si Bayi akan mudah terganggu ketika perutnya sudah kenyang atau meraih-raih botolnya jika masih lapar dan ingin minum susu lagi.
Tetapi, jika rupanya si Bayi terlalu sering menyusu, sebaiknya ibu mengalihkan perhatiannya pada hal lain, karena obesitas bisa dimulai pada masa bayinya. Susu formula bisa selalu diberikan kepada anak, asalkan si Ibu selalu memperhatikan asupannya setiap hari.
Selalu Menjaga Kebersihan Botol Menyusu
Selain susu formula, hal lain yang paling penting untuk selalu diperhatikan adalah kebersihan botol susu bayinya. Hal inilah mengapa susu formula tidak lebih baik dari ASI, yaitu karena kebersihannya. ASI jauh lebih steril dari pada susu formula. Ibu harus senantiasa membersihkan botol menyusu bayinya untuk mengurangi paparan kuman dan bakteri yang ditimbulkannya.
Dan tidak hanya botolnya saja, melainkan juga tutup dan dotnya. Ibu bisa menggunakan air hangat untuk membersihkan peralatan ini, dan jangan lupa disabun serta dibilas bersih setiap selesai dan akan dipakai untuk bayi.Gunakan juga sikat khusus untuk membersihkan seluruh bagian botol.
Pilih Botol Khusus
Jangan pernah sekali-kali memberikan botol biasa pada bayi, botol yang digunakan setidaknya berlabel BPA-Free dan terbuat dari plastik polietilen atau polipropilen yang aman untuk bayi. Cara lebih aman lagi, botol bayi harus disterilkan dengan cara merebus atau meletakan-nya ke dalam mesin cuci piring.
Memilih Susu Formula yang Tepat
Ibu pilihlah susu formula yang diperkaya dengan zat besi, karena bisa membantu membangun kekuatan tubuh si Bayi. Konsultasikan dengan dokter apabila si Ibu mengkhawatirkan kesehatan bayi, seperti adanya intoleransi laktosa dalam keluarga.
Selain itu, saat membeli susu formula sebaiknya si Ibu memperhatikan tanggal kadaluarsa dan keutuhan kemasan. Jangan pernah membeli susu yang lewat masa kadaluarsadan terdapat kerusakan pada kemasan meskipun kecil.
Setelah membeli susu formula, si Ibu juga harus menyimpannya dengan aman, yaitu simpan susu di tempat sejuk, yang tidak dingin atau panas. Karena tempat dingin atau panas dapat membuat nutrisi yang dikandung susu berkurang. Jangan sampai lupa menutup kemasan susu dengan rapat, udara yang masuk dapat merusak dan menggumpalkan susu.
Saat membuat susu, ibu seharusnya mencuci tangannya lebih dulu dengan sabun, setelah itu baca petunjuk pembuatan yang tertera di kemasan, sebab susu yang terlalu kental akan menyebabkan dehidrasi atau susu yang terlalu encer tidak baik untuk pertumbuhan si Bayi.
Cara Membuat dan memberikan Susu Formula pada Bayi
Sterilkan Botol Susu
Ibu harus selalu mensterilkan lebih dulu botol dan peralatan yang dibutuhkan saat membuat susu formula untuk bayi. Lakukan dengan merendam botol,tutup dan dot di air mendidih selama beberapa menit. Pastikan botol yang digunakan tidak terbuat dari bahan plastik yang bisa meleleh.
Sajikan Susu Formula
Ibu harus selalu membaca petunjuk pembuatan susu untuk bayi. Sebagian susu formula yang diedarkan di pasaran memiliki bentuk berupa bubuk atau cairan konsentrat, sehingga perlu diseduh dengan air. Ada juga susu formula yang sudah siap saji, tetapi memiliki harga yang lebih mahal.
Hangatkan Susu Jika Bayi Lebih Menyukainya
Menghangatkan susu formula untuk bayi sebenarnya tidak ada saran kesehatannya, akan tetapi hal itu bisa dilakukan jika bayi lebih menyukai susu yang hangat. Ibu bisa menghangatkan botol bayi yang berisi susu ke dalam mangkuk hangat atau menyiram dengan air hangat.
Jangan sampai memanaskan susu dengan microwave, karena hal itu bisa menimbulkan panas yang tidak merata dan suhu yang berlebih pada susu, sehingga memungkinkan membakar mulut bayi. Sekalipun hal ini bisa ditanggulangi dengan menyiram botol susu menggunakan air biasa.
Gendong Bayi dengan Tepat
Sebelum mulai menyusukan susu formula pada bayi, setidaknya si Bayi harus digendong dalam keadaan nyaman. Ibu perlu mengamati apakah gendongannya sudah tepat dan membuat bayi tidak merasa terganggu. Jika ibu mendengar suara isapan saat si Bayi sedang menyusu, itu artinya ada banyak udara yang ikut terisap.
Supaya hal ini tidak terjadi, maka coba gendong bayi dengan sudut 45 derajat, yaitu pada posisi setengah tegak dan topang bagian kepalanya. Ibu juga harus selalu memiringkan botol agar dot dan leher selalu terisi susu, dan jangan pernah mengganjal botol susu, karena bisa menyebabkan bayi tersedak.
Selain itu, jangan berikan susu saat bayi sedang berbaring, hal ini bisa menyebabkan bayi terkena infeksi telinga akibat susu yang mengalir ke dalamnya.
Cuci Botol Susu dan Buang Sisanya Setelah Selesai
Jangan lupa untuk membuang sisa susu yang ditinggalkan si Bayi setelah kenyang menyusu. Sisa susu ini berpotensi menumbuhkan bakteri sehingga tidak boleh disimpan lalu diminumkan lagi. WHO menyarankan untuk selalu mengganti susu formula setelah 2 jam.
Setelah benar-benar selesai menyusu, botol susu harus segera dicuci dan dibersihkan. Ibu bisa mencucuinya di bak pencuci menggunakan air hangat dan sabun, lalu dibilas sampai benar-benar bersih.
Itu semua adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sat memberikan susu formula ke bayi. Jangan sampai terlewat atau mengabaikannya, karena meskipun bayi tidak mendapatkan ASI, setidaknya pemberian susu formula harus dilakukan dengan baik.
Selain itu, jika bayi mulai tidak suka dan tidak mau menghabiskan susu formula maka tidak masalah jika ibu memberikan ASI sesekali kepada bayi. Hal ini juga berhubungan dengan selera si Bayi itu sendiri agar tidak bosan dengan susu formula.
Sebenarnya, selain aturan-aturan yang harus si ibu ketahui di atas, ada satu lagi yang juga harus diwaspadai. Ada beberapa pantangan dan larangan yang harus dihindari saat memberikan susu formula pada bayi. Hal ini bisa saja berakibat buruk dan berbahaya jika tetap dilakukan.
Hal-hal yang Harus Dihindari Saat Memberikan Susu Formula
Penggunaan Air Mineral untuk Membuat Susu
Memang, air bersih kadang susah didapatkan dan ibu pasti khawatir dengan air yang ada di kran atau sumur. Tetapi, menggunakan air mineral sebenarnya tidak dianjurkan, hal ini karena air mineral adalah air karbonasi yang mengandung mineral tinggi dan berbahaya untuk bayi.
Beberapa air mineral, ada yang mengandung sodium tinggi, sehingga sering kali jumlahnya berlebihan dibanding asupan yang dianjurkan untuk dikonsumsi si Bayi. Air mineral juga mengandung kalsium yang tinggi, tingginya tingkat kalsium ini juga berbahaya terutama untuk ginjal si Bayi.
Mengubah Cara Menyajikan Susu Formula
Ibu tidak boleh sembarangan menyajikan susu formula, tentu sudah tertera jelas di kemasan bagaimana cara menyajikannya. Ibu harus sigap dalam mengikuti instruksi tersebut, jangan sesekali menambahkan sesuatu ke dalam susu hanya karena saran dari teman agar bayi tidurlebih lama.
Ibu harus tahu, bahwa waktu tidur bayi yang terlalu berlebih dan bisa berisiko SIDS. Selain itu, penambahan sereal atau makanan padat juga sangat tidak boleh pada penyajian susu untuk bayi. Ibu harus selalu taat pada instruksi penyajian yang tertera, kecuali jika dokter memberikan saran khusus dalam penyajiannya karena masalah kesehatan si Bayi.
Memberikan Botol Susu Saat Bayi Tertidur
Selain dari kebiasaan yang sebelumnya, ada hal lain yang harus dihindari ibu saat memberikan susu formula, yaitu jangan biarkan bayi menyusu tanpa pengawasan. Apalagi saat si bayi sedang tertidur karena bisa menyebabkan tersedak, dan tidak hanya itu, jika bayi tertidur dengan botol susu dimulutnya, susu yang terus menetes ke mulut bayi bisa menyebabkan kerusakan gigi.
Menghangatkan Susu lebih dari 10 Menit dan Tidak Memperhatikan Suhu
Penghangat botol otomatis biasanya akan mati setelah 10 menit, tetapi bila ibu terpaksa memanaskan dengan cara manual, maka jangan biarkan memanaskan susu bayi lebih dari 10 menit itu, karena bisa membuat bakteri berkembang biak dan menyebabkan diare untuk si Bayi.
Hal lainnya adalah suhu air yang digunakan untuk membuat susu formula setidaknya harus 70 derajat celcius. Suhu ini sudah cukup untuk mematikan bakteri yang ditemukan di air saat membuat susu. Ibu juga harus mendinginkannya lebih dulu dengan mengguyur menggunakan air dingin sebelum memberikannya pada si bayi.
Jika air yang biasa digunakan untuk menyajikan susu membuat ibu khawatir akan kebersihannya, maka setidaknya harus dimurnikan terlebih dahulu. Tetapi, jangan sampai menggantinya dengan ASI sebagai komponen susu formula. Ibu bisa meminumkan ASI dan susu formula secara terpisah pada si Bayi, tetapi tidak dengan mencampurnya.