Dalam dunia medis, dikenal yang namanya pengobatan plasebo. Jika Anda tidak tahu, plasebo di sini bermakna sebuah jenis pengobatan yang sebetulnya tidak memiliki dampak dalam hal kesehatan. Secara mudahnya, pengobatan plasebo ialah sebuah penanganan palsu kepada seorang pasien untuk membangkitkan pengharapan.
Seorang pasien yang menerima pengobatan plasebo akan diminta mengkonsumsi pil plasebo alih-alih obat aktif yang mengandung zat kimia. Jika dilihat kasat mata, pil plasebo punya tampilan fisik benar-benar mirip dengan obat aktif. Hanya saja tidak memiliki kandungan obat sesungguhnya. Namun meskipun merupakan ‘obat kosong’, ada banyak sekali pasien yang justru sembuh usai mengkonsumsi pil plasebo.
Dengan tampilan fisik mirip obat asli, pil plasebo sebetulnya hanya berisi serbuk laktosa atau bahkan campuran gula dan tepung yang tidak memiliki khasiat apapun sebagai obat. Lantas bagaimana seorang pasien bersedia mengonsumsinya dan bahkan sembuh? Disinyalir karena keberadaan pasien memperoleh sugesti dan meyakini obat itu benar-benar manjur.
Seorang profesor kedokteran di Sekolah Medis Harvard, Ted Kaptchuk pun melakukan riset efek plasebo ke kesembuhan seseorang. Yang unik, Kaptchuk memberitahu seluruh partisipan bahwa mereka diberi pil plasebo dan hasilnya justru mengejutkan karena setengah dari partisipan justru memperoleh kesehatan. Kaptchuk pun berkesimpulan jika pil plasebo punya efek sama seperti obat aktif.
Hanya saja karena efeknya masih menuai pro-kontra, penggunaan pil plasebo di kalangan medis ini menuai perdebatan. Bahkan Amerika Serikat dan Inggris sudah tegas menyatakan kalau pemberian pil plasebo tanpa persetujuan pasien bukan hal yang etis. Supaya Anda paham, berikut inilah fakta pil plasebo yang kerap disebut sebagai obat mujarab terakhir untuk segala penyakit.
Fakta dan Manfaat Pil Plasebo Dalam Pengobatan
Penyakit Bisa Sembuh Sendiri
Pada dasarnya, seorang dokter memberikan obat adalah agar si pasien bisa memperoleh kesembuhan. Zat-zat kimia dalam obat dipercaya mampu mengurangi rasa sakit yang diderita pasien. Namun mengapa ada pasien pil plasebo yang juga sembuh padahal mengonsumsi obat kosong? Rupanya hal itu tak lepas dari fakta bahwa ada beberapa penyakit yang mampu sembuh sendiri.
Ya, penyakit seperti flu diyakini bisa sembuh sendiri bahkan tanpa menggunakan obat sekalipun. Penyakit yang gejalanya bisa sembuh sendiri ini semakin memperkuat identitas pil plasebo. Jika seseorang yang mengalami penyakit mudah sembuh dan menggunakan pil plasebo, maka ini bisa mengurangi ketergantungan zat kimia obat ke tubuh.
Salah satu penyakit yang paling memperoleh manfaat dari efek plasebo menurut Michael Perlis adalah insomnia. Psikolog sekaligus ahli saraf dari Universitas Pennsylvania ini menyarankan seseorang yang terkena insomnia untuk berpura-pura meminum obat dan kemudian tidur. Secara ajaib, pasien insomnia justru bisa tidur nyenyak padahal yang dia konsumsi sebelum tidur adalah pil plasebo.
Membangkitkan Motivasi
Meskipun merupakan obat kosong, pil plasebo justru mampu meningkatkan motivasi seseorang. Ada kalanya pasien semakin ingin menerapkan kebiasaan hidup sehat di masa penyembuhan selain obat. Jika seorang dokter memberikan pil plasebo kepada pasien sembari menyarankan untuk rajin diet, olahraga teratur dan istirahat rutin, maka bukan tak mungkin penyakit yang diderita akan segera sembuh.
Dan jika memang orang tersebut sembuh, maka itu justru karena kebiasaan hidup sehat yang dilakukan karena pil plasebo jelas tak memiliki efek samping medis. Hal ini menjadi satu manfaat lagi mengenai penggunaan pil plasebo yang bisa membangkitkan motivasi seorang pasien untuk hidup lebih sehat.
Bahkan tak sedikit para pasien dengan kondisi medis serius terutama yang berkaitan dengan saraf, akan disarankan untuk mengonsumsi pil plasebo saja, alih-alih obat aktif. Kenapa begitu? Karena obat aktif justru memiliki peluang dampak kimia berbahaya yang makin membuat saraf bermasalah. Jadi membiarkan pasien berpura-pura meminum obat asli, justru mampu membuatnya termotivasi untuk sembuh.
Mengubah Persepsi
Pernah ada kalanya seorang pasien benar-benar ada di tahapan terpuruk dan menilai kalau penyakit yang mereka derita sulit sembuh. Jika seseorang ada di level ini, kadang perawatan medis apapun tak ingin dilakukan. Namun berbeda halnya jika seorang dokter memberikan pengarahan akan adanya sebuah harapan lewat perantara pil plasebo. Seorang pasien akan memiliki persepsi baru dan harapan kalau bisa sembuh.
Bahkan bukan tak mungkin jika harapan itu mampu mengubah rasa sakit yang dulu menyiksa. Seorang pasien yang rutin mengonsumsi pil plasebo secara perlahan akan menganggap rasa sakit menusuk tak ubahnya perasaan kesemutan ringan. Hal ini justru membuat harapan akan sembuh meningkat.
Mengurangi Kecemasan
Siapapun yang menderita penyakit tentu akan mengalami kecemasan. Kecemasan yang berbahaya justru sanggup memicu depresi parah dan membuat seseorang sulit sembuh. Di sinilah fungsi pil plasebo untuk mengurangi rasa cemas tapi tak membuat seorang pasien tergantung zat kimia aktif dalam obat asli yang biasa memberikan efek samping buruk ke tubuh.
Namun kenapa pasien bisa berkurang cemasnya padahal dirinya mengonsumsi pil plasebo? Semua tak lepas dari paradigma mayoritas pasien yang meyakini kalau setelah meminum obat, dirinya akan kembali baik-baik saja. Hal ini justru membuat sistem saraf otonom menjadi tenang. Terlepas dari fakta apakah obat itu benar-benar memiliki kandungan kimia atau sekedar pil plasebo semata.
Memicu Kimia Otak
Saat seseorang mengonsumsi obat, tentu keyakinan untuk sembuh begitu kuat. Melihat pil yang masuk ke tubuh, tanpa sadar otak akan mengirim sinyal untuk bisa sembuh. Hal ini pula yang terjadi pada otak saat Anda mengonsumsi pil plasebo. Karena obat kosong justru mampu memicu pelepasan zat kimia dalam otak yang disebut Endorfin. Endorfin sendiri adalah kimia otak yang mampu menghilangkan rasa sakit.
Sehingga terlepas dari apa yang masuk ke tubuh itu obat kimia atau obat kosong, otak secara otomatis melepaskan Endorfin. Perilaku inilah yang membuat beberapa dokter lebih memilih memberikan pil plasebo, sehingga membiarkan kimia otak secara alami memproduksi Endorfin dan membuat pasien sembuh tanpa bahan-bahan kimia obat. Dan fakta ini pula yang membuat pasien dengan sakit parah, diberi pil plasebo.
Kemampuan ini tak lepas dari imajinasi otak yang memang sanggup memicu emosi serta perubahan psikologi seseorang. Diri Anda secara tak sadar akan mengucapkan ‘Obat ini bisa membuat saya sembuh’ sehingga membuat tingkat pesan kimiawi otak terpengaruh dan melepaskan hormon stres yang membuat Anda jauh lebih tenang, tidak sakit dan merasa senang.
Kepercayaan Akan Obat
Bicara soal kimia otak, tak bisa lepas juga dari faktor kepercayaan akan obat. Hal ini memang lazim terjadi di kalangan masyarakat luas. Seperti saat Anda melihat polisi, tentu akan muncul rasa takut tanpa alasan karena polisi identik dengan penumpas tindakan kriminal. Sehingga tak heran kalau seseorang yang melihat pil, akan muncul keyakinan dalam otaknya, mereka mampu sembuh.
Bahkan tak sedikit dari manusia yang baru tenang setelah si dokter meresepkan obat untuknya, tanpa bertanya lebih jauh mengenai kandungan kimia di dalamnya. Tingkat kepercayaan yang kuat akan obat ini sampai memunculkan banyak kondisi di mana seseorang baru akan tenang setelah mengonsumsi obat usai makan. Tak heran kalau anjuran minum obat tiga kali sehari akan dipatuhi tanpa interupsi demi kesehatan.
Untuk itulah, banyak tenaga medis yang pada akhirnya memanfaatkan kondisi ini. Pada beberapa penyakit yang tingkat kesembuhannya sulit dan tidak memiliki obat, mereka akan tetap memberikan pil plasebo untuk pasien. Sehingga pasien akan percaya akan manfaat obat itu dan bukan tak mungkin justru bisa sembuh.
Menguatkan Hubungan Dokter-Pasien
Pernahkah Anda dalam kondisi di mana seorang pasien begitu mempercayai dokter? Ada kalanya seseorang sampai rela menempuh perjalanan jauh asalkan bisa diobati oleh dokter favoritnya. Hubungan kuat antara dokter dan pasien ini menimbulkan sugesti dan harapan kesembuhan yang sangat tinggi. Padahal pada dasarnya dokter alias tenaga medis di manapun memiliki aturan pasti yang sama perihal pengobatan.
Namun tetap saja, dokter yang menjadi favorit lebih diyakini mampu memberikan kesembuhan. Kekuatan keyakinan inilah yang jadi dasar dari efek plasebo sehingga membuat seorang dokter memberikan obat kosong pada pasien dengan sakit tertentu, tanpa harus terjejali bahan-bahan kimia. Dr Robert Ader selaku psikolog dari Universitas Rochester di New York pun membenarkan kekuatan keyakinan itu.
Dilansir AOL, Ader menjelaskan bahwa efek plasebo dalam pengobatan memberikan efek yang luar biasa hebat. Seorang pasien bisa mencapai kesembuhan karena keyakinan akan seorang dokter yang sudah dipercaya memiliki rekam jejak baik dalam hal kesehatan. Kekuatan pikiran itulah yang membuat rasa sakit, lemas dan gelisah atas penyakit mendadak hilang asalkan sudah berjumpa dokter terpercaya.
Faktor Kebetulan
Apakah Anda percaya terhadap sebuah kebetulan? Mungkin akan ada banyak pendapat mengenai kebetulan yang tidak ada. Bahwa apapun yang terjadi di dunia ini bukanlah kebetulan, melainkan dampak dari sebab dan akibat. Namun dalam dunia medis, ada kalanya suatu keajaiban alias kebetulan ini terjadi. Dan kondisi ini muncul bukan karena campur tangan dokter, melainkan kekuatan semesta.
Meskipun terbiasa dengan ilmu-ilmu pasti, medis tak bisa mengesampingkan faktor kebetulan ini. Seperti contohnya seseorang yang menderita Multiple Sclerosis dan lupus mendadak sembuh dan memperlihatkan kemajuan positif yang bertahap bahkan di saat dirinya mengonsumsi pil plasebo. Sehingga kesehatan yang diperoleh saat meminum obat kosong ini bisa diartikan sebagai kebetulan yang menyenangkan.
Meskipun begitu, Ader tetap meyakini bahwa efek plasebo itu tidaklah nyata meskipun keinginan kuat untuk sembuh memberikan dampak menguntungkan dalam pengobatan. Bahkan bisa dibilang, pil plasebo memberikan keuntungan hingga sepertiga dari pengobatan medis seperti yang pernah diungkapkan oleh H.K.Beecher dalam riset berjudul ‘Kekuatan Plasebo’ pada tahun 1955.
Menurut Beecher, ada 32 persen pasien yang justru sembuh karena pil plasebo. Apa yang diungkapkan Beecher itu sejalan dengan pendapat Dr Thomas Schnitzer, seorang spesialis lutut dari Universitas Northwestern yang juga melakukan studi terhadap efek plasebo. Schnitzer mengungkapkan jika pil plasebo justru lebih mampu mengurangi rasa sakit daripada suplemen yang mengandung glucosamin atau chondroitin.
Jadi bagaimana, apakah Anda ingin mencoba pengobatan plasebo daripada harus tergantung dengan zat-zat kimia dalam obat aktif? Semua terserah keputusan Anda.